Minggu, 17 Mei 2015

Biografi Carlo Anceloti

Biografi CARLO ANCELOTTI
Lahir di Provinsi Reggiolo Emilia, Italia, pada 10 Juni
1959, Ancelotti muda mengawali karier
sepakbolanya di Parma dan memperkuat klub
tersebut dalam kurun 1976–1979. Setelah itu,
Ancelotti kemudian pindah ke Roma, di mana dia
meraih sukses besar sebagai pemain. Menjadi
kapten I Lupi, Ancelotti sukses mempersembahkan
Scudetto 1983, meraih empat trofi Copa Italia dan
mengantar klub tersebut lolos ke final Liga
Champions 1984.
Delapan musim berseragam Roma, Ancelotti lantas
pindah ke Milan. Di San Siro kisah suksesnya
berlanjut. Milan yang saat itu dianggap punya tim
terkuat di Eropa berhasil menjuarai Liga Champions
dua kali di tahun 1989 dan 1990. Meski Milan
periode itu dikenal dengan trio Belandanya,
Ancelotti jadi bagian penting dalam sukses yang
diraih Diavolo Rosso dengan perannya di lapangan
tengah permainan.
Milan kemudian jadi klub terakhir yang dibela
Ancelotti. Di akhir musim 1991/1992 dia
memutuskan gantung sepatu. Total dia punya 14
gelar juara bersama tiga tim berbeda: lima saat
memperkuat Roma dan sembilan dalam seragam
Milan.
Roma
Serie A (1): 1982–83
Coppa Italia (4): 1979–80, 1980–81, 1983–84, 1985–
86
Milan
Serie A (2): 1987–88, 1991–92
Supercoppa Italiana (1): 1988
European Cup (2): 1988–89, 1989–90
UEFA Super Cup (2): 1989, 1990
Intercontinental Cup (2): 1989, 1990
*Menjadi Pelatih: Reggiana Promosi, Parma
<i>Runner Up Scudetto</i>
Carlo Ancelotti mengawali karier melatihnya dengan
menuntut ilmu di Coverciano, sebuah lokasi yang
sejatinya adalah markas FIGC namun juga berisi
museum sejarah sepakbola Italia dan menjadi
tempat mendapatkan akreditasi pelatih. Karya tulis
yang dia hasilkan untuk mendapatkan sertifikasi
tersebut adalah Il Futuro del Calcio: Più Dinamicità
atau The Future of Football: More Dynamic.
Pengalaman pertama Ancelotti jadi pelatih adalah
membesut Reggiana di tahun 1995. Dia cuma
semusim di sana, karena setelah berhasil
mengantar klub tersebut promosi ke Seri A (dengan
rekor W16 D13 L9) Ancelotti lantas pindah ke
Parma.
Rosoblu juga diantar Ancelotti meraih prestasi
membanggakan. Di antaranya diperkuat oleh
Gianluigi Buffon dan Fabio Cannavaro, Parma bisa
menuntaskan musim 1996/1997 di posisi dua
klasemen dan lolos ke Liga Champions. Di musim
selanjutnya Parma menuntaskan kompetisi di
urutan lima.
*'Spesialis' <i>Runner Up</i> dan Membangun
Dinasti di Milan
Tahun 1999 Ancelotti akhirnya dapat kesempatan
membesut tim besar saat Juventus menunjuknya
sebagai pelatih menggantikan Marcello Lippi. Ketika
itu, Ancelotti mengawali musim dengan sangat
menjanjikan setelah menjuarai Piala Intertoto
dengan mengalahkan Rennes dengan agrgat 4-2.
Namun di dua musim berikutnya dia gagal
menyumbang gelar manjor dan dua kali beruntun
finis sebagai runner up Seri A.
Fakta tersebut membuat Ancelotti sempat dijuluki
sebagai spesialis runner up. Di akhir musim
2009/2001 dia diputus kontraknya oleh Bianconeri.
Pemecatan Fatih Terim oleh Milan di awal, musim
2001/2012 menjadi awal sukses Ancelotti karena
dialah yang kemudian ditunjuk sebagai pelatih
pengganti. Tak ada gelar dipersembahan Ancelotti
di musim pertamanya itu, namun dia berhasil
membangun pondasi yang kuat dan menunjukkan
indikasi positif setelah mengantar Milan melangkah
sampai semifinal Piala UEFA. Milan menuntaskan
musim di posisi empat, yang membuat mereka
kembali berhal main di Liga Champions.
*tiga kali masuk final, dan 2 kali juara lga champions
Meski dapat kritik dari Silvio Berlusconi karena
dianggap bermain terlalu bertahan, Ancelotti
memberi sukses besar buat Milan di musim
2002/2013. Setelah menjuarai Copa Italia, Rossoneri
diberinya trofi Liga Champions nomor lima.
Uniknya, dalam laga final yang digelar di Old
Trafford Milan mengalahkan Juventus melalui adu
penalti.
Keberhasilan Milan di musim itu datang dari
kejelian Ancelotti melihat potensi pemain-
pemainnya, dengan salah satu yang paling sentral
adalah penempatan Andrea Pirlo sebagai pengatur
permainan namun jauh ke belakang. Selain itu
Ancelotti juga berhasil menjadikan Andriy
Shevchenko dan Filippo Inzaghi sebagai duet
mematikan di lini depan.
Setahun berselang Milan meraih kejayaan lain
setelah sukses merebut Scudetto. Rossoneri dipaksa
menelan pil pahit setelah kalah di final Liga
Champions 2004/2005, namun dua tahun kemudian
mereka bisa membalas kekalahan atas Liverpool
tersebut.
Milan bersama Ancelotti menjalani final Liga
Champions ketiganya di musim 2006/2007. Dan
laga yang dilangsungkan di Yunani itu berakhir
dengan skor 2-1 untuk kemenangan Diavolo Rosso.
Milan lantas menyempurnakan sukses tersebut
dengan menjuarai Piala Dunia Antarklub, di tahun
yang sama.
Delapan tahun bersama Milan, Ancelotti total
memenangi Scudetto, Coppa Italia, Piala Super
Italia, Liga Champions (2), Piala Super Eropa (2)
serta Piala Dunia Antarklub.
*pindah ke klub chelsea
Setelah berulang kali ramai dirumorkan akan ke
Chelsea, Ancelotti akhirnya benar-benar pindah ke
klub tersebut pada 1 Juli 2009. Sekitar sebulan
setelah menjabat, Ancelotti langsung
mempersembahkan gelar Community Shield,
setelah menang adu penalti atas Manchester United.
Musim pertama Carletto bersama Chelsea benar-
benar berjalan mulus. Di akhir kompetisi dia
langsung mengantar Johh Terry jadi juara Premier
League, plus mengangkat trofi Piala FA. Itu artinya,
tiga gelar langsung dipersembahkan Ancelotti buat
klub barunya itu.
Namun Ancelotti gagal mengulang sukses tersebut
di musim berikutnya. Setelah kalah dari MU di
Community Shield, Chelsea juga gagal bersaing di
Premier League. Dia pun dapat surat pemecatan
usai kalah dari Everton jelang berakhirnya musim
2010/2011.
*pindah ke PSG
Ancelotti resmi ditunjuk sebagai pelatih PSG sehari
sebelum tahun baru 2012, menggantikan pelatih
sebelumnya Antoine Kombouare. Musim perdana
Ancelotti di Parc des Prince berakhir tanpa satupun
gelar. PSG duduk di posisi dua klasemen akhir dan
tertinggal tiga poin dari sang juara.
Baru semusim kemudian Ancelotti berhasil
mempersembahkan gelar juara. Kompetisi masih
menyisakan dua pertandingan saat PSG
memastikan mengunci gelar juara Liga Prancis.
Sementara di Liga Champions, Zlatan Ibrahimovic
dkk berhasil melangkah sampai ke perempatfinal.
Mereka didepak Barcelona dengan aturan
agresivitas gol tandang, dalam laga yang
berkesudahan dengan agregat 3-3.
Dan sekarang don Carlo menjadi pelatih Real madrid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar